Kalijambe merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia Desa kalijambe mempunya 2 perdukuhan yaitu perdukuan tangkil dan jenggul.
Sebelum babad desa Kalijambe, sampai ada pemerintahan adalah
penduduk yang di tuakan yaitu kyai pekok ,tinggal di kidulan (sekitar rumah
toyib kidul) sekitar tahun 1700an. Makamnya ada di sebelah timur junjang
jaruki. Tidak diketahui secara pasti sepak terjang kyai pekok, penghormatan
pada kyai pekok dipakai nama jalan/lontrong di sebelah barat Bahrudin ke
selatan.
Begitu juga di sebelah utara ada pemukiman di sekitar rumah
masakin, saya lupa tokohnya.
Pada sekitar abad 18 babad desa kalijambe, ditandai dengan
babad sebelah utara oleh mbah kenanga dari surabaya dan sebelah selatan oleh
singanaya dari kesesi, pemalang.dahulu Kalijambe ada dua desa yaitu kenanga dan
kalijambe. Kermudian mbah kenanga pulang ke Surabaya dan menyerahkan daerah
babadannya ke singanaya.Saya tidak banyak tahu tentang mbah Kenanga, jadi tidak
bisa banyak cerita tentang mbah Kenanga.
Menurut cerita orang tua, Singanaya adalah buronan Belanda,
Karena beliau adalah salah satu Punggawa laskar Diponegoro yang kalah perang
pasca penangkapan P.Diponegoro tahun 1830, kemudian lari ke Kesesi Pemalang,
mempunyai keturunan pula disana. Karena sembunyi di kesesi ketahuan belanda
maka Singanaya lari lagi sampai ke Kalijambe yang kala itu masih sepi sebab
saat itu baru ada desa mindaka.
Singanaya mbabad desa kalijambe tentu saja bersama anak
buahnya dan menetap di desa kalijambe sampai meninggalkan keturunan yang hampir
3/4 warga kalijambe adalah keturunannya. Nama Kalijambe diduga kuat karena
banyak pohon jambe di sekitar kali, waktu saya kecil sepanjang pinggir kali
sepanjang desa kalijambe ditumbuhi jambe dan sudah sangat terkenal.Singanaya
mempunyai anak 4 orang diantaranya Caryan dan Kasnam, yang dua lupa namanya.
Caryan Yang mempunyai anak Ruminah dan Kasnam adalah nama lain dari
KH.Abdusyukur alias Singamerta. Jabatan lurah dikalijambe sebelumnya ditandai
dengan julukan Singa, Setelah Singanaya kemudian Singamerta (KH.Abdusysyukur)
kemudian diturunkan pada Singawijaya(H.Bajuri) ayahnya KH.Ishak dan setelah itu
mulai pemilihan berakhirlah masa lurah dinasti.
Tempat ibadah yang dibangun paling tua adalah langgar wetan
(kang darno) nggak tahu tahun berapa, kemudian masjid tengah (nurul huda ?)
tahun 1912, lalu masjid kidul Asyukur tahun 1936.
Ada kejadian menarik saat Singanaya selalu kalah ngadu ayam,
dengan kesaktiannya beliau merubah golok menjadi ayam jago hingga selalu menang
dalam adu jago, dan ayam jejaden itu "katanya" sering terlihat bila
malam hari di sebelah utara jembatan berjalan sampai menghilang di sebelah
barat rumah almh H. anjati (Susilowati sekarang)
Benarkah ada macan di masjid Jami Asysyukur? lalu dari
keturunan mana anda menjadi orang kalijambe ?
0 komentar:
Posting Komentar